Tugas Teori Organisasi Umum 2 Pertemuan Ke-1
PENGERTIAN DAN ARTI PENTING KOMUNIKASI
Kata
atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis
atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan
ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna
‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan
untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada
pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya,
komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh
kedua belah pihak. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau
sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.
Komunikasi
bukan cuma terkait dengan bagaimana cara menggunakan bahasa tapi sangat terkait
juga dalam menyampaikan pesan dalam bentuk yang lainnya seperti tatapan mata,
gesture tubuh, serta mungkin intonasi.
Komunikasi itu penting, semua orang tahu, karena ini merupakan basic instinct dari setiap makhluk hidup. Setiap makhluk punya cara komunikasi masing-masing, setiap manusia pun tak lepas dari cara dia melakukan komunikasi. Kita tak bisa membeda-bedakan bahasa, suku, adat, kebiasaan, tradisi maupun agama karena pada dasarnya berkomunikasi, menyampaikan pesan itu asal dilakukan dengan baik dan benar, serta dalam keadaan saling terbuka, fikiran jernih tanpa sentimen dan perasaan negatif, pasti maksud yang ingin disampaikan dapat diterima.
Komunikasi itu penting, semua orang tahu, karena ini merupakan basic instinct dari setiap makhluk hidup. Setiap makhluk punya cara komunikasi masing-masing, setiap manusia pun tak lepas dari cara dia melakukan komunikasi. Kita tak bisa membeda-bedakan bahasa, suku, adat, kebiasaan, tradisi maupun agama karena pada dasarnya berkomunikasi, menyampaikan pesan itu asal dilakukan dengan baik dan benar, serta dalam keadaan saling terbuka, fikiran jernih tanpa sentimen dan perasaan negatif, pasti maksud yang ingin disampaikan dapat diterima.
JENIS DAN PROSES KOMUNIKASI
Jenis-jenis
Komunikasi, yaitu :
1.Komunikasi Intrapribadi :
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Misalnya berpikir.
2.Komunikasi
Antarpribadi :
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yangmemungkinkan respon verbal maupun nonverbal berlangsung secara langsung. Bentuk khusus komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang hanya melibatkan dua individu,misalnya suami- istri, dua sejawat, guru-murid. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah pihak- pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerimapesan secara langsung dan simultan.
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yangmemungkinkan respon verbal maupun nonverbal berlangsung secara langsung. Bentuk khusus komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang hanya melibatkan dua individu,misalnya suami- istri, dua sejawat, guru-murid. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah pihak- pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerimapesan secara langsung dan simultan.
3.Komunikasi
Kelompok (Kecil) :
Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok kecil orang (small-group communication). Kelompok sendiri merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuanbersama, saling mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi antarpribadi berlaku dalam komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok kecil orang (small-group communication). Kelompok sendiri merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuanbersama, saling mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi antarpribadi berlaku dalam komunikasi kelompok.
4.Komunikasi
Publik :
Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik meliputi ceramah, pidato, kuliah, tabligh akbar, dan lain-lain. Ciri-ciri komunikasi publik adalah: berlangsung lebih formal;menuntut persiapan pesan yang cermat, menuntut kemampuanmenghadapi sejumlah besar orang; komunikasi cenderung pasif; terjadi di tempat umum yang dihadiri sejumlah orang; merupakan peristiwayang direncanakan; dan ada orang-orang yang ditunjuk secara khususmelakukan fungsi-fungsi tertentu.
Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik meliputi ceramah, pidato, kuliah, tabligh akbar, dan lain-lain. Ciri-ciri komunikasi publik adalah: berlangsung lebih formal;menuntut persiapan pesan yang cermat, menuntut kemampuanmenghadapi sejumlah besar orang; komunikasi cenderung pasif; terjadi di tempat umum yang dihadiri sejumlah orang; merupakan peristiwayang direncanakan; dan ada orang-orang yang ditunjuk secara khususmelakukan fungsi-fungsi tertentu.
5.Komunikasi
Organisasi :
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar dari komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi juga melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi publik tergantung kebutuhan.
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar dari komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi juga melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi publik tergantung kebutuhan.
6.Komunikasi
Massa :
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yangmenggunakan media massa cetak maupun elektronik yang dikelola sebuah lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar, anonim, dan heterogen. Pesan- pesannya bersifat umum, disampaikan secara serentak, cepat dan selintas.
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yangmenggunakan media massa cetak maupun elektronik yang dikelola sebuah lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar, anonim, dan heterogen. Pesan- pesannya bersifat umum, disampaikan secara serentak, cepat dan selintas.
PROSES KOMUNIKASI
Proses
komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikanpesan kepada komunikannya,
sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proseskomunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi
yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi,
banyak melalui perkembangan.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Komunikasi
Efektif
Pengertian Komunikasi Efektif
Menurut Para Ahli yang ambil dari berbagai sumber:
Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya “the communication is in tune”, yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan. Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tindakan. Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya “the communication is in tune”, yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan. Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tindakan. Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
- Menciptakan
suasana yang menguntungkan.
- Menggunakan
bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
- Pesan yang
disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
- Pesan dapat
menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya.
- Pesan dapat
menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak komunikan.
Prinsip Dasar Komunikasi
Efektif
1.
Respect (Respek) adalah Perasaan Positif
atau penghormatan diri kepada lawan bicara.
2. Empathy (Empati) adalah kemampuan untuk
menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang tengah dihadapi orang lain.
Anda mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, sehingga komunikasi
akan terjalin dengan baik sesuai dengan kondisi psikologis lawan bicara Anda.
3. Audible (Dapat Didengar) Audible mengandung
makna pesan yang harus dapat didengarkan dan dimengerti. Dalam hal ini ada
beberapa hal yang harus Anda perhatikan, yaitu :
- Pertama, pesan harus mudah dipahami,
menggunakan bahasa yang baik dan benar. Hindari bahasa yang tidak dipahami
oleh lawan bicara.
- Kedua, sampaikan yang penting.
Sederhanakan pesan Anda. Langsung saja pada inti persoalan
- Ketiga, gunakan bahasa tubuh Anda. Mimik
wajah, kontak mata, gerakan tangan dan posisi badan bisa dengan mudah
terbaca oleh lawan bicara Anda. Tunjukkan kesejatian Anda dengan
mengoptimalkan bahasa tubuh dan pesan.
- Keempat, gunakan ilustrasi atau contoh.
Karena analogi sangat membantu dalam penyampaian pesan.
4. Clarity (Jelas) adalah kejelasan dari
pesan yang kita sampaikan. Salah satu penyebab munculnya salah paham antara
satu orang dengan yang lain adalah informasi yang tidak jelas yang mereka
terima.
5. Humble (Rendah Hati) Sikap Rendah Hati
bukan berarti Anda Rendah Diri, Rendah Hati memberikan kesempatan kepada orang
lain untuk berbicara terlebih dahulu, dan Anda menjadi pendengar yang baik.
IMPLIKASI MANAJERIAL
Dalam
Manajemen Terdapat 2 Implikasi Yaitu :
1.Implikasi
procedural meliputi tata cara analisis,pilihan representasi,perencanaan kerja
dan formulasi kebijakan.
2.Implikasi
Kebjiakan Meliputi sifat subtantif,perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.
PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KELOMPOK
Pengertian Kelompok
Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang
berinteraksi dan mereka saling bergantung (interdependent) dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, meyebabkan satu sama lain saling
mempengaruhi (Cartwright&Zander, 1968; Lewin, 1948)
Muzafer Sherif
Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua
atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif
dan teratur, sehingga di antara individu itu sudah terdapat pembagian tugas,
struktur dan norma-norma tertentu.
*Seseorang yang sama-sama berada di suatu tempat (perpustakaan,
halte bus, dll) tetapi tidak berinteraksi dan memiliki tujuan sendiri-sendiri
bukan termasuk kelompok, melainkan “agregat”.
Mengapa Orang bergabung dalam Kelompok?
Ternyata kelompok ada manfaatnya, yaitu:
a) Orang-orang lain menjadi sumber
informasi yang sangat penting
b) Kelompok juga menjadi bagian
penting dari identitas kita, yang mendefinisikan siapa diri kita.
c) Kelompok membantu menegakan
norma social, aturan, yang eksplisit atau implicit mengenai prilaku yang dapat
diterima.
Karakteristik Kelompok
1. Terdiri dari dua orang atau lebih
dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non verbal.
2. Anggota kelompok harus mempunyai
pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok
3. Mempunyai struktur hubungan yang
stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi
sebagai suatu unit.
4. Anggota kelompok adalah orang yang
mempunyai tujuan atau minat yang sama.
5. Individu yang tergabung dalam
kelompok, saling mengenal satu sama lain serta dapat
membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.
TAHAPAN
PEMBENTUKAN KELOMPOK
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh
Bruce Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan
kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah kosep ini
dicetuskan.
Tahap 1 – Forming
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas.
Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad
baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.
Tahap 2 – Storming
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan
tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang
harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi
ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap
storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandek pada tahap ini.
Tahap 3 – Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok.
Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat
mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi
masing-masing anggota untuk kelompok.
Tahap 4 – Performing
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal.
Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect
dalam berkomunikasi.
Tahap 5 – Adjourning dan
Transforming
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri.
Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami
perubahan.
TAHAPAN PEMBENTUKAN KELOMPOK
Salah satu model perkembangan kelompok yang paling banyak digunakan mengonsumsikan bahwa kelompok-kelompok berkembang melalui lima tahap perkembangan:
1) Tahap pembentukan (forming) Tahap ini ditandai oleh adanya ketidakpastian (dan seringkali juga kebingungan) mengenai sasaran, struktur, dan kepemimpinan kelompok.
2) Tahap konflik (Storming) Tahap konflik dalam perkembangan kelompok cenderung ditandai adanya konfrontasi. Biasanya merupakan tahap yang emosional, dimana muncul kompetisi antar anggota kelompok demi mendapatkan penugasan yang diharapkan dan perselisihan pendapat mengenai perilaku-perilaku terkait tugas dan tanggung jawab.
3) Tahap pembentukan norma (Norming) Tahap normalisasi ditandai dengan adanya kinerja kerjasama dan kekompakan. Tahap ini merupakan tahap dimana kohesivitas kelompok mulai berkembang secara signifikan.
4) Tahap Penunjukkan Kinerja (Performing) Pada tahap ini sering kali menjadi tahap terakhir. ialah tahap saat kelompok menunjukkan kinerjanya. Tahap pembentukan kinerja ini adalah tahap saat kelompok berfungsi sepenuhnya. Struktur kelompok telah ditetapkan, dan setiap anggota memahami dan menerima perannya masing-masing.
5) Tahap Pembubaran (Adjourning) Tahap
pembubaran merupakan tahap berakhirnya aktivitas kelompok.
KEKUATAN TEAM WORK
Teamwork atau kerja sama
tim merupakan bentuk kerja kelompok yang bertujuan untuk mencapai target yang
sudah disepakati sebelumnya. Harus disadari bahwa teamwork merupakan peleburan
berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama.
Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula
tujuan dari pribadi paling populer di tim.
Dalam sebuah tim yang
dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan menyelesaikan
pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli
dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang
dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu. Bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Makanya sangat penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.
Berikut poin-poin teamwork yang baik:
a. Teamwork
adalah kerjasama dalam tim yang biasanya dibentuk dari beragam divisi
dan kepentingan.
b. Sama-sama
bekerja bukanlah teamwork, itu adalah kerja individual.
c. Filosofi
teamwork: ‘saya mengerjakan apa yang Anda tidak bisa dan Anda mengerjakan
apa yang saya tidak bisa.
d. Ketika berada
dalam teamwork, segala ego pribadi, sektoral, deparmen harus
disingkirkan.
e. Dalam
teamwork yang dikejar untuk dicapai adalah target bersama, bukan individual.
f. Keragaman
individu dalam teamwork memang sebuah nilai plus namun bisa menjadi
minus jika tidak ada saling pengertian.
g. Saling
pengertian terhadap karakter masing-masing anggota team akan menjadi modal
sukses bersama.
h. Jika
setiap orang bekerjasama via bidang masing-masing, target korporasi pasti akan
segera terealisasi.
i. Individu
yang egois mengejar target pribadi akan menghambat keberhasilan team.
Bayangkan jika si A mengejar target A & si B mengejar target B, lalu target
bersama
bermuara kemana?
j. Keahlian
masing-masing sungguh menjadi anugerah dalam teamwork yang akan
mempercepat proses pencapaian target.
k. Kendalikan
ego dan emosi saat bersama agar pergesekan tidak berujung pada
pemboikotan kerjasama.
l. Dengan
pemahaman yang tinggi soal karakter individu dalam team, realisasi target
tidak perlu waktu yang lama.
m. Ingatlah
selalu bahwa: ‘teamwork makes the dream work’.
IMPLIKASI MANAJERIAL
Dalam
Manajemen Terdapat 2 Implikasi Yaitu :
1.Implikasi
procedural meliputi tata cara analisis,pilihan representasi,perencanaan kerja
dan formulasi kebijakan.
2.Implikasi
Kebjiakan Meliputi sifat subtantif,perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.
Definisi Dan Dasar Pengambilan Keputusan
Definisi
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan
dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau
kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa
alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu
menghasilkan satu pilihan final. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi)
atau suatu opini terhadap pilihan.
Definisi Pengambilan
Keputusan Menurut Para Ahli :
·
Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan
alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang
ada.
·
Menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan
mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling
cepat.
·
Menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses
yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dari definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan itu adalah suatu cara yang
digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu
masalah dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua
pihak.
Dasar Pengambilan Keputusan
Menurut George R.Terry
dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang
dapat digunakan yaitu :
1.
Intuisi
Pengambilan keputusan
yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga
mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini
mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan.
2.
Pengalaman
Pengambilan keputusan
berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena
pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan
untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki
banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi,
peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
3.
Fakta
Pengambilan keputusan
berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan
fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih
tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu
dengan rela dan lapang dada.
4.
Wewenang
Pengambilan keputusan
berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau
orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah
kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki
kelebihan dan kekurangan.
5.
Logika/Rasional
Pengambilan keputusan
yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur
pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan
yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis,
lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas
kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai
dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
·
Kejelasan masalah
·
Orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
·
Pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya
dan konsekuensinya
·
Preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai
criteria
·
Hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas
hasil ekonomis yang maksimal.
JENIS-JENIS KEPUTUSAN ORGANISASI
Keputusan adalah suatu pemutusan
atau pengakhiran dari pada suatu proses pemikiran tentang suatu masalah atau
problem, untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi
masalah tersebut, dengan menjadikan pilihan pada salah satu alternatif tertentu.
Atmosudirsjo S Prajudi(1982:87). Pengambilan keputusan dibutuhkan jika memiliki
masalah yang harus diselesaikan dengan memuaskan. Situasi masalah tersebut yang
menjadi masukan pertama dalam sistem pembuatan keputusan.
Beberapa pengertian tentang pengambila keputusan menurut beberapa
pakar :
1.
Menurut Wiranda (1990), pengambilan keputusan merupakan salah satu
peranan manajer yang disebut peranan decisional.
2.
Menurut Sutisna (1985), suatu putusan ialah proses memilih
tindakan tertentu antara sejumlah tindakan alternative yang mungkin.
3.
Menurut Drummond (1985), pengambilan keputusan merupakan usaha
penciptaan kejadian-kejadiandan pembentukan masa depan (peristiwa-peristiwa
pada saat pemilihan dan sesudahnya).
Pengambilan keputusan (decision
making) memegang peranan penting karena keputusan yang diambil oleh manajer
merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau
organisasi yang ia pimpin. Ada keputusan yang tidak terlalu berpengaruh
terhadap organisasi, tetapi ada keputusan yang dapat menentukan kelangsungan
hidup organisasi. Oleh karena itu, hendaknya mengambil keputusan dengan
hati-hati dan bijaksana. Sehingga dapat disimpulkan dari definisi diatas bahwa
pengambilan keputusan ialah proses pemecahan masalah dengan menentukan pilihan
dari beberapa alternative untuk menetapkan suatu tindakan dalam mencapai tujuan
yang diinginkan.
Jenis-jenis keputusan
organisasi
Jenis keputusan dalam sebuah
organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk
mengambil keputusan tersebut. Bagian mana organisasi harus dilibatkan dalam
mengambil keputusan, dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut
difokuskan. Secara garis besar, keputusan digolongkan ke dalam keputusan rutin
dan keputusan yang tidak rutin. keputusan rutin adalah keputusan yang sifatnya
rutin dan berulang-ulang, dan biasanya telah dikembangkan cara tertentu untuk
mengendalikannya. Keputusan tidak rutin adalah keputusan yang diambil pada
saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.
Di sisi lain, ada pula pembagian jenis keputusan berdasarkan pihak
pengambil keputusan, yaitu:
1.
Keputusan strategis
Setiap organisasi melahirkan
berbagai kebijakan atau keputusan organisasional. Kebijakan dan arah organisasi
merupakan keputusan strategis. Kebijakan dan arah yang dimaksud adalah
keputusan-keputusan apasaja yang telah diambil dalam organisasi yang membawa
organisasi tersebut mencapai arah tujuan bersama dalam organisasi.
2.
Keputusan operasional
Adapun keputusan organisasional
menyangkut pengelolaan organisasi sehari-hari. Keputusan operasional sangat
menentukan efektivitas keputusan strategis yang dimabil oleh para manajer
puncak (Drummond, 1995). Keputusan operasional ini dilakukan untuk menjalankan
kegiatan organisasi sehari-hari atau dilakukan dalam rutinitas organisasi demi
berjalannya organisasi tersebut.
Ada pula jenis keputusan yang berdasarkan masalah yang dihadapi,
yaitu:
1.
Keputusan yang diprogramkan (program decision)
Keputusan ini merupakan keputusan
yang berulang dan telah ditentukan sebelumnya, dalam keputusan terprogram
prosedur dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami
organisasi. Keputusan terprogram memiliki struktur yang baik karena pada
umumnya kriteria bagaimana suatu kinerja diukur sudah jelas, informasi mengenai
kinerja saat ini tersedia dengan baik, terdapat banyak alternatif keputusan,
dan tingkat kepastian relatif yang tinggi. Tingkat kepastian relatif adalah
perbandingan tingkat keberberhasilan antara 2 alternatif atau lebih. Keputusan
ini merupakan keputusan yang baik karena tedapat langkah-langkah pengambilan
keputusan yang tertata sehingga dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan.
2.
Keputusan yang tidak diprogramkan (non-programmed decision)
Keputusan ini belum ditetapkan
sebelumnya dan pada keputusan tidak terprogram tidak ada prosedur baku yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Keputusan ini dilakukan
ketika organisasi menemui masalah yang belum pernah mereka alami sebelumnya,
sehingga organisasi tidak dapat memutuskan bagaimana merespon permasalahan
tersebut, sehingga terdapat ketidakpastian apakah solusi yang diputuskan dapat
menyelesaikan permasalahan atau tidak, akibatnya keputusan tidak terprogram
menghasilkan lebih sedikit alternatif keputusan dibandingkan dengan keputusan
terprogram selain itu tingginya kompleksitas dan ketidakpastian keputusan tidak
terprogram pada umumnya melibatkan perencanaan strategik. Jadi keputusan ini
muncul dikarenakan adanya masalah baru yang belum pernah terjadi atau belum
terdapat pengalaman terhadap masalah tersebut.
Ada pula jenis keputusan yang berdasarkan gaya pengambilan
keputusan, yaitu:
1.
Gaya direktif
Pembuat keputusan gaya direktif
mempunyai toleransi rendah pada ambiguitas, dan berorientasi pada tugas dan
masalah teknis. Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis
dan sistematis dalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif juga
berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat. Mereka
berorientasi pada tindakan, cenderung mempunyai fokus jangka pendek, suka
menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, dan segan menampilkan gaya
kepemimpinan otokratis. Keputusan ini diambil dengan tujuan menyelesaikan
masalah secepat mungkin dan seefektif mungkin dan cenderung berlangsung dalam
jangka pendek.
2.
Gaya analitik
Pembuat keputusan gaya analitik
mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang kuat serta
orientasi teknis. Jenis ini suka menganalisis situasi pada kenyataannya, mereka
cenderung terlalu menganalisis sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih banyak
informasi dan alternatif darpada pembuat keputusan direktif. Mereka juga
memerlukan waktu lama untuk mengambil kepuputusan mereka merespons situasi baru
atau tidak menentu dengan baik. Mereka juga cenderung mempunyai gaya
kepemimpinan otokratis. Keputusan dengan gaya ini diambil dengan sebelumnya
menganalisis informasi yang ada mengenai masalah tersebut secara mendalam
supaya keputusan yang akan diambil tepat walaupun dalam proses analisisnya
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
3.
Gaya konseptual
Pembuat keputusan gaya konseptual
mempunyai toleransi tinggi untuk ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada
lingkungan sosial. Mereka berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka
mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa mendatang. Pembuat
keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak mungkin untuk mendapat
sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan.
Pembuat keputusan konseptual juga berani mengambil risiko dan cenderung bagus
dalam menemukan solusi yang kreatif atas masalah. Akan tetapi, pada saat
bersamaan, mereka dapat membantu mengembangkan pendekatan idealistis dan
ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Dalam keputusan ini tersedia banyak
pilihan keputusan yang dapat diambil sehingga memudahkan proses pengambilan
keputusan.
4.
Gaya perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku
ditandai dengan toleransi ambiguitas yang rendah, orang yang kuat dan peduli
lingkungan sosial. Pembuat keputusan cenderung bekerja dengan baik dengan orang
lain dan menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat. Mereka
cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal
daripada tulisan. Mereka cenderung menghindari konflik dan sepenuhnya peduli
dengan kebahagiaan orang lain. Akibatnya, pembuat keputusan mempunyai kesulitan
untuk berkata ‘tidak’ kepada orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan
yang tegas, terutama saat hasil keputusan akan membuat orang sedih. Pada
keputusan ini menitik beratkan pengambilan keputusan dengan perasaan dimana
keputusan ini menghormati berbagai aspirasi yang ada dalam proses pengambilan
keputusan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Menurut Terry (1989) faktor-faktor
yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut:
1.
hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun
rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
2.
setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk
mencapai tujuan organisasi;
3.
setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi,
perhatikan kepentingan orang lain;
5.
pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan
mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
6.
pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang
cukup lama;
7.
diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan
hasil yang baik;
8.
setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui
apakah keputusan yang diambil itu betul; dan
9.
setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian
kegiatan berikutnya.
Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut
mempengaruhi pengambilan keputusan.
1. Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
3. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
1. Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
3. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
Selanjutnya, John D.Miller dalam Imam Murtono (2009) menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah: jenis kelamin pria atau wanita, peranan pengambilan keputusan, dan keterbatasan kemampuan.
Dalam pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu nilai individu, kepribadian, dan kecenderungan dalam pengambilan resiko.
Pertama, nilai individu pengambil keputusan merupakan keyakinan dasar yang digunakan seseorang jika ia dihadapkan pada permasalahan dan harus mengambil suatu keputusan. Nilai-nilai ini telah tertanam sejak kecil melalui suatu proses belajar dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam banyak keadaan individu bahkan tidak berfikir untuk menyusun atau menilai keburukan dan lebih ditarik oleh kesempatan untuk menang.
Kedua, kepribadian. Keputusan yang diambil seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti kepribadian. Dua variabel utama kepribadian yang berpengaruh terhadap keputusan yang dibuat, seperti ideologi versus kekuasaan dan emosional versus obyektivitas. Beberapa pengambil keputusan memiliki suatu orientasi ideologi tertentu yang berarti keputusan dipengaruhi oleh suatu filosofi atau suatu perangkat prinsip tertentu. Sementara itu pengambil keputusan atau orang lain mendasarkan keputusannya pada suatu yang secara politis akan meningkatkan kekuasaannya secara pribadi.
Ketiga, kecenderungan terhadap pengambilan resiko. Untuk meningkatkan kecakapan dalam membuat keputusan, perawat harus membedakan situasi ketidakpastian dari situasi resiko, karena keputusan yang berbeda dibutuhkan dalam kedua situasi tersebut. Ketidakpastian adalah kurangnya pengetahuan hasil tindakan, sedangkan resiko adalah kurangnya kendali atas hasil tindakan dan menganggap bahwa si pengambil keputusan memiliki pengetahuan hasil tindakan walaupun ia tidak dapat mengendalikannya. Lebih sulit membuat keputusan dibawah ketidakpastian dibanding dibawah kondisi bahaya. Di bawah ketidakpastian si pengambil keputusan tidak memiliki dasar rasional terhadap pilihan satu strategi atas strategi lainnya.
Adapun dalam referensi lain pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor personal.
1.
Kognisi, artinya kualitas dan kuantitas pengetahuan yang di miliki.
Misalnya ; Kemampuan menalar, memiliki kemampuan berfikir secara logis, dll.
2.
Motif, suatu keadaan tekanan dalam diri individu yang
mempengaruhi, memelihara dan mengarahkan prilaku menuju suatu sasaran.
3.
Sikap, Bagaimana keberanian kita dalam mengambil risiko
kepututusan, pemilihan suasana emosi dan waktu yang tepat, mempertimbangkan
konsekuensi yang mungkin terjadi.
SUMBER :
Komentar
Posting Komentar